Mengarungi Alam Liar Baluran (Trip to Baluran)

13 Januari 2017
          Sepulang dari kantor, Saya dan seorang teman saya Fitri bergegas mengambil tas ransel dan perlengkapan lainnya untuk berangkat menuju Banyuwangi. Tak main-main, ini pertama kalinya kami mengunjungi Banyuwangi hanya berdua. Bisa dibilang nekat, tapi tidak terlalu nekat lah, kita sudah persiapan matang beberapa hari sebelumnya. Itinerary kita memang cuma 2 tempat, yaitu Baluran dan Kawah Ijen.
               Berkaca dari pengalaman teman saya yang pernah nge-trip ke sana, pendakian dilakukan pada tengah malam. Sedangkan kami baru akan memulai perjalanan ke Banyuwangi pukul 22.00 dan sampai di Stasiun Karangasem pukul 04.10. Jadi kami putuskan untuk ke Taman Nasional Baluran dahulu, kemudian siangnya perjalanan ke kawah ijen.
              Kenapa turun di stasiun Karangasem? sementara stasiun di Banyuwangi ada banyak? Karena jika ingin ke kawah ijen, stasiun ini yang terdekat. Sebenarnya untuk ke Baluran, kita bisa turun di stasiun Banyuwangi Baru, itu lebih dekat. Namun kami punya pertimbangan lain, yaitu transportasi dan akses jalan menuju destinasi yang kami tuju. Kami menyewa motor di Banyuwangi Adventura yang berada di sebrang Stasiun Karangasem, berhubung pulangnya nanti dari Ijen lebih dekat ke arah stasiun Karangasem, jadi kita turun di stasiun tersebut.

Well,
               13 Januari 2017 pukul 22.00 kami berangkat menuju Stasiun Karangasem dari Stasiun Gubeng Baru Surabaya menggunakan KA Mutiara Timur Malam tujuan Surabaya - Denpasar. Saya menunggu Fitri cukup lama karena jalanan menuju stasiun cukup macet. Dan ini note bagi semua pengguna transportasi KA (ya tidak hanya KA saja, lainnya juga), jangan berangkat menuju stasiun dengan waktu yang mepet, jangan meremehkan perjalanan kita karena situasi di jalanan tidak pasti. Buru-buru saya mencetak tiket yang sudah kami pesan online beberapa hari yang lalu. Pusat Informasi Stasiun sudah berkali - kali mengingatkan, kereta akan berangkat 5 menit lagi, dan Fitri tak kunjung datang. Bahkan para awak kereta sudah melakukan breefing sebelum pemberangkatan, tapi tak kunjung muncul temanku ini. Saya mulai panik, tapi berusaha tetap tenang dengan membaca doa agar dimudahkan jalannya. Samar samar terdengar suara lirih memanggil sambil berlari, Fitri datang. Alhamdulillah.  You made me so panic, girl.

tiket SGU-KNE

                Kami harus tidur malam itu di kereta, nyaman atau tidak, usahakan tidur cukup, karena perjalanan panjang dan hanya butuh istirahat sebentar.
Kami tiba di stasiun Karangasem pukul 04.10. Karena saya berhalangan untuk shalat, saya menunggu Fitri untuk shalat Subuh. Unpredictable, saya kira distasiun ini air memadai dan toilet cukup bersih. Diluar dugaan. Jangan berfikiran untuk mandi di stasiun ini, bahkan untuk buang air kecil saja harus menunggu lama untuk airnya, dan jangan memaksakan diri untuk menunggu di ruang tunggu peron karena petugas stasiun akan bergegas mengusirmu. Tapi rupanya keberuntungan berpihak pada kami. Petugas stasiun membiarkan kami lebih kurang 15-20 menit berada di sana sebelum pada akhirnya kami harus menunggu di ruang tunggu utama stasiun. Jangan pernah merasa besar atau kita yang paling perfect, ajaklah bicara petugas stasiun, ngobrol santai dengan mereka. Percakapan kecil mampu membantu kita.

foto depan stasiun Karangasem-Banyuwangi
              
                  Usai shalat subuh, kami keluar dari stasiun melalui pintu masuk ruang tunggu peron, karena pintu keluar sudah dikunci. Kami menunggu waktu di ruang tunggu utama, ya kami menyewa motor di Banyuwangi Adventura. Letaknya depan stasiun Karangasem yang buka mulai pukul 08.00. Kami bingung. Apa yang bisa dilakukan sepagi itu, sementara kami berencana mandi di pom bensin, tanpa menyewa penginapan. Akhirnya kami berfoto di depan stasiun Karangasem selagi sepi. Tanpa sengaja kami mebaca tulisan di depan toko yang sepertinya buka 24 jam “Toko Subur”. Mereka menyediakan homestay disana. Tanpa pikir panjang, karena kami butuh mandi, kami menanyakan kamar kosong di toko itu. Harga kamar dipatok mulai Rp. 60.000 - Rp.200.000. Yap, kami dapat harga murah Rp.60.000 dengan kamar yang yaa sesuai lah dengan harga, tp lumayan lah dan kamar mandi kecil tapi bersih.
                    Kami bersih diri sambil merebahkan tubuh sejenak dikamar seharga Rp.60.000 itu. Pukul 07.00 saya mendapat chat dari Banyuwangi Adventura bahwa pemilik sudah ada di kantor Banyuwangi Adventura, kami bisa melakukan peminjaman saat itu juga tanpa menunggu pukul 08.00
Alhamdulillah.

penginapan "Toko Subur"

                      Kami bergegas dan meninggalkan kamar tersebut pukul 07.15 untuk hari itu dan beruntungnya kami hanya diberi harga Rp.50.000. Sebenarnya di penginapan ini juga menyewakan motor, namun kami belum tahu track recordnya. Kami berlanjut pada administrasi peminjaman motor di Banyuwangi Adventura yang berada di samping warung sebelah penginapan. Masnya baik, ramah dan komunikatif, motor yang disewakan pun baik kondisinya. Jadi tidak menyesal menyewa motor disitu. Untuk penyewaan motor dipatok harga Rp. 75.000/ 24 jam dengan persyaratan 3 kartu identitas dan uang Rp.300.000 sebagai jaminan (tenang saja, nanti dikembalikan kok). 

Penyewaan kendaraan "Banyuwangi Adventura"

                    Kami menggali informasi tentang destinasi kami pada mas di Banyuwangi Adventura ini. Kami segera mengaktifkan GPS untuk menuju Taman Nasional Baluran. Pertama kalinya saya kesana dan sudah berfikir yang bukan bukan, karena baluran adalah alam liar. Si mas tadi juga sempat bilang kalau disana ada habitat macan, macan gunung tepatnya. Saya langsung kaget, takut apabila ketika dalam perjalanan dihadang macan gunung. OMG mengerikan. Just positive thinking.
Kita menyusuri jalan pantura, dan aku baru tahu kalau kita bisa melihat Bali dari jalan ini. Sepanjang perjalanan kami menikmati udara sejuk tanpa macet.
                   Dari kejauhan sudah tampak Taman Nasional Bali Barat, menyebrang sedikit saja sudah Bali. Haha. Kami menyempatkan diri untuk mampir di Watu Dodol, entah apa itu, katanya sih pantai atau apa saya juga kurang paham, jadi kami cukup berfoto di area sekitar Watu Dodol. Sungguh indah ciptaan-Mu Ya Allah. Kami harus terus melaju sekitar 29 km lagi dari Watu Dodol menuju Baluran. Beruntungnya kami karena cuaca cerah berawan tidak mendung tidak panas.

pemandangan sekitar pantura

katanya sih "Watu Dodol"


area sekitar Watu Dodol
                     Gerbang pintu masuk Taman Nasional Baluran telah menyambut kami. Monyet-monyet liar bersiap menyapa kami dari arah pintu masuk. Banyak sekali monyetnya. Sempat bingung, kami kira loket tiket berada di depan ternyata tidak, kami melaju sekitar 100m dari pintu masuk menuju loket. Di kanan jalan terdapat Goa Jepang. Katanya, dulu sebagai tempat pertahanan dan penyimpanan senjata di jaman Jepang. Saya lupa tepatnya seperti apa yang diceritakan pada kami karena kami sudah terlalu excited finally arrived at Taman Nasional Baluran by motor. Tidak sabar, takut, panik, bertanya tanya seperti apa di dalam Baluran ini.
Taman Nasional Baluran
Goa Jepang
                 Harga tiket masuk Baluran cukup terjangkau. Setiap orang hanya perlu menyediakan Rp. 5000 untuk tiket masuk pengunjung dan Rp. 10.000 untuk tiket masuk pengamatan hidup liar ditambah Rp. 5000 per motor jika menggunakan motor. Sepi sekali, karena bukan musim liburan. Untungnya ada sekitar 3 mobil dan 2 motor yang akan memasuki Baluran bersamaan dengan kami.
tiket masuk Taman Nasional Baluran

Saya dan Fitri di depan tengkorak Banteng di depan loket tiket
To Be Continue >>>>>>>>>>

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jelajah Alam Liar Baluran (Secret of Baluran)

Kawah Ijen -- Where We Can Find Blue Fire